Salah satu komik Punakawan Tumaritis karya Tatang S. (Sumber: Kaskus) |
Anda sudah lahir di era 1980-an atau 1990-an? Kalau ya, pasti tak asing dong dengan nama Tatang Suhenra alias Tatang S. Ya, nama ini sangat melekat dengan komik Punakawan yang mengangkat empat tokoh wayang Nusantara: Petruk, Gareng, Bagong, dan Semar.
Dalam sejarah pewayangan di Nusantara, Punakawan digambarkan sebagai karakter asli Jawa yang muncul di tengah cerita untuk menghibur penonton sekaligus memberikan nasihat atau wejangan yang bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
Namun ketika Tatang S mengangkat para Punakawan ke dalam cerita komik, tema-tema unik maupun kekinian pada zaman itu menjadi topik utamanya. Banyak ceritanya yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat kelas menengah ke bawah.
Menariknya, dahulu kita sering menemukan komik-komik Tatang S yang berjudul Punakawan Tumaritis di sekolah-sekolah. Bahkan, harganya relatif terjangkau untuk ukuran masyarakat menangah ke bawah pada zaman itu, hanya Rp500 per jilid.
Jumlahnya sekitar 20 halaman dengan format hitam putih serta cover berwarna di atas kertas daur ulang. Ceritanya pun dibuat terpisah-pisah tanpa kita harus repot-repot mengikutinya dari awal.
Cerita dalam komik Punakawan juga erat dengan kehidupan sehari-hari mulai dari strata sosial, budaya pop luar negeri, mistis, bahkan sampai sindiran untuk hal-hal bertema seksualitas secara tersirat yang dikemas aman dan jenaka untuk anak-anak. Ajaib memang.
Salah satu komik Punakawan Tumaritis karya Tatang S. (Sumber: Good News From Indonesia) |
Punakawan dalam komik ini juga memiliki latar belakang yang sangat tidak superior. Petruk, Gareng, Semar, dan Bagong dikisahkan sebagai empat orang pengangguran dari Desa Tumaritis yang kerap tertimpa kejadian-kejadian luar biasa. Namun, keempatnya selalu bisa menyelesaikan masalah dengan nilai-nilai moral ala mereka sendiri yang patut direnungkan.
Menariknya, saat mengangkat budaya pop luar negeri, Tatang S kerap berani menampilkan sejumlah karakter fiksi populer maupun superhero yang sangat dikenal masyarakat dunia. Mulai dari Batman, Kura-Kura Ninja, Megaloman, bahkan sampai Robocop, lo!
Wajah Petruk yang berhidung panjang sering dijadikan Tatang S sebagai maskot untuk model sampul komik Punakawan Tumaritis.
Bahkan, di setiap edisi, Tatang S selalu membuka komiknya dengan kalimat ikonis:
"Salam manis tidak akan habis. Salam sayang tidak akan hilang. Untuk semua pecinta karya saya."
Tatang S juga diketahui pernah menciptakan komik laga pada era 1970-an berjudul Si Gagu dari Goa Hantu. Kehidupannya terbilang sederhana dengan tinggal di sebuah rumah kontrakan di Jakarta Timur. Perjalanan hidup Tatang S berakhir setelah ia meninggal dunia akibat penyakit gula pada 2003.
Selamat jalan, Tatang S. Semoga di masa depan akan ada para kreator yang meneruskan jejak dan semangatmu.
Komentar
Posting Komentar