Lairana Renita: Jawara Asli Nusa Tenggara Timur yang Setia Kawan Banget




Lairana Renita yang biasa disapa Renita atau Nita adalah gadis pemeluk Kristen Protestan asal Kupang, Nusa Tenggara Timur yang kesehariannya bekerja sebagai supervisor toko kue milik kakak perempuannya, Milly.

Orangtua mereka sudah bercerai dan keduanya tinggal bersama ibunya yang sakit-sakitan. Suatu hari, Renita yang sejak SMA belajar jujitsu, bertemu dengan teman sekolahnya, Lala, yang kuliah di salah satu universitas swasta di Kupang.

Renita yang kini sudah 20 tahun dan tak melanjutkan kuliah, menjadi akrab dengan Lala. Padahal sewaktu sekolah, mereka tak seakrab ini. Sampai suatu ketika, Lala bercerita kepada Renita bahwa ia selama ini terpaksa harus berurusan dengan sindikat perdagangan anak. Lala mengaku nyawanya terancam bila ia keluar.

Hampir membahas hal itu setiap kali mereka bertemu, Renita pun berinisiatif melaporkannya kepada Dinas Perlindungan Anak setempat. Ia pun meminta agar Lala tak dijadikan tersangka bila kasus ini sudah mencapai ke ranah hukum dan siap menjadi saksi.

Setelah itu, Renita juga melaporkan kasus ini ke polisi. Namun ia meminta agar pihak kepolisian bisa bekerjasama dengan Dinas Perlindungan Anak yang telah dihubunginya agar bisa bersinergi dalam menuntaskan kasus yang menimpa Lala.

Pada suatu hari, Renita dihubungi oleh pihak Dinas Perlindungan Anak untuk bertemu perwakilannya di sebuah tempat. Perwakilan bernama Stephen itu juga mengatakan telah mengundang Lala untuk mendengarkan penjelasan darinya.

Tiba di lokasi, Renita rupanya diajak ke sebuah bangunan bekas pabrik yang sepi di daerah terpencil. Masuk ke dalam, ia pun disambut oleh beberapa orang.

Melihat orang-orang di dalam bangunan, mereka tampak mengenakan busana jas serba hitam. Barulah tak lama kemudian pria yang mengaku bernama Stephen muncul.

Namun, alih-alih disambut hangat oleh Stephen, Renita tak diminta untuk duduk atau diperlakukan secara sopan. Ia malah dibiarkan berdiri dan diajak berbicara dengan nada intimidasi.

Beberapa saat kemudian, Renita melihat Lala digandeng secara kasar oleh seorang pria. Raut wajah Lala tampak ketakutan dan sedih. Renita pun menyadari bahwa dirinya dijebak.

Stephen akhirnya secara terang-terangan mengaku sebagai anggota sindikat yang berkomplot dengan organisasi mafia bawah tanah berskala nasional. Ia memaksa Renita untuk bergabung dengannya sambil melontarkan ancaman.

Pilihannya, Renita bergabung, dijual, dihabisi oleh mereka, atau dihabisi oleh Lala. Lala dengan wajah sedihnya tak berbicara apa-apa. Ia seperti tak menyangka Renita akan seberani ini melaporkan para sindikat.

Beberapa anggota sindikat rupanya ada yang menyusup ke kepolisian dan Badan Perlindungan Anak. Sehingga mereka bisa tahu pelaporan yang disampaikan Renita.

Renita sepintas merasa menyesal dan memperlihatkan mimik meminta maaf kepada Lala. Ia lalu mengatakan setuju untuk bergabung dan bertanya kapan ia bisa memulai kegiatan. Lala terkejut dan merasa sedih Renita harus terjerumus bersamanya.

Setelah Renita dan Stephen bersepakat, darah di dalam tubuh Renita pun mendidih seperti sedang memendam sesuatu. Emosinya naik dan hampir tak teredam. Namun ia tetap menahannya dan bersikap santai.

Sampai akhirnya, Renita mendapatkan celah. Berfokus sejenak, memenangkan diri, menerima semua energi yang masuk. Ia melihat sebuah kunci dan pistol di sabuknya.

Ditariknya tangan Stephen dan dibuatlah pingsan pria itu. Diambillah kunci dan senjata api dari sabuk Stephen. Renita dengan cepatnya berlari ke arah pria terdekat dengan Stephen lalu melumpuhkannya dan mengambil pistolnya.

Beberapa tembakan diarahkan kepada Renita namun ia berhasil menghindarinya. Melemparkan sebuah pistol bak shuriken hingga melumpuhkan pria yang lain. Lalu melemparkannya lagi ke arah pria yang ada di dekat Lala hingga pingsan.



Renita lalu membuka borgol Lala. Keduanya berusaha kabur dari bangunan itu. Hampir sampai pintu keluar, seorang pria tiba-tiba melesat masuk dari luar ke arah Renita dan Lala sambil membawa pisau.

Renita yang lengah, spontan mendorong Lala ke sisi kirinya dan siap menerima tikaman. Rupanya, pria tersebut hanya melewati sisi kanan Renita untuk melumpuhkan dua anak buah Stephen yang hendak menikam Renita dan Lala.

Anak buah Stephen tersebut bersimbah darah dan ambruk hingga tewas. Sambil berdiri dan membelakangi Renita dan Lala, pria yang melesat tadi menyampaikan kekagumannya kepada Renita yang berhasil melumpuhkan Stephen dan anak buahnya.

Pria tersebut memperkenalkan dirinya sebagai Ramli, anggota organisasi pemerintah bernama Singadwirya yang ditugaskan untuk memantau dan melumpuhkan kelompok mafia bernama Empat Naga.

Ramli mengatakan bahwa Stephen adalah anggota Empat Naga yang menyusup ke Badan Perlindungan Anak. Menurutnya, ada satu lagi anggota kelompok mafia tersebut yang sedang berstatus sebagai anggota kepolisian. Namun, keberadaannya masih dalam proses pelacakan dan pemantauan.

Tak lama kemudian, beberapa orang berjubah masuk ke dalam pabrik. Ramli pun menghampiri seorang pria yang merupakan pimpinan timnya. Pimpinan yang bernama Leonard itu meminta KTP Renita. Lalu ia memberikan sebuah kartu nama sambil mengajak Renita untuk bergabung sebagai Jawara Tanah Indonesia.

Renita pun tak percaya begitu saja. Ia ingin tahu apa bukti bahwa dirinya tak dijebak lagi. Tak lama kemudian, sejumlah polisi dan ambulans datang untuk membekuk para anggota Empat Naga yang masih hidup dan membawa jasad anggota Empat Naga.

Renita pun percaya bahwa dirinya tak dijebak. Namun ia mengungkapkan kengeriannya melihat Singadwirya menghabisi salah satu anggota Empat Naga. Ia tak ingin tangannya bersimbah darah seperti mereka.

Leonard meyakinkan bahwa membunuh hanyalah pilihan di organisasinya. Tindakan tersebut legal selama ditujukan untuk anggota Empat Naga. Lagipula, bila Renita bergabung sebagai Jawara Tanah Indonesia, ia tak akan terikat dengan Singadwirya. Hanya akan dipanggil untuk beberapa misi.

Renita pun meminta waktu untuk merenungkan diri. Ia juga memohon agar Lala tidak ditahan sebagai salah satu syarat. Renita meminta waktu dan bila tertarik, ia akan menghubungi Leonard. Permintaan tersebut dikabulkan.

Setelah kejadian itu, darah panas di dalam diri Renita lebih sering mengalir. Ia jadi lebih sering memanfaatkan waktu untuk mengasah gerakan jujitsu untuk meredakannya.

Beberapa kali bertemu Lala, Renita mendapat dukungan bergabung. Kakaknya sempat terkejut tapi ia menyerahkannya kepada Renita.

Ditambah lagi, toko mereka juga sudah maju dan sudah memiliki karyawan lebih banyak. Jadi Renita semakin memiliki banyak waktu luang untuk mengasah kemampuannya.

Sudah dua pekan berlalu, Renita masih belum memutuskan permintaan dari Singadwirya. Sampai suatu malam, ia dan kakaknya dipanggil-panggil oleh sang ibunda yang kondisinya sudah semakin parah. Ibunda Nita berpesan agar mereka melakukan hal sesuai hati nurani mereka.

Sementara pesannya kepada Milly adalah memajukan tokonya dan membanggakan keluarga, sang ibunda berpesan kepada Renita agar menjadi wanita yang kuat dan bisa menjadi panutan tak hanya di keluarga, tetapi juga di seluruh Tanah Air. Renita sempat terkejut.

Paginya, sang ibunda telah tiada. Hingga sehari setelah pemakaman, ia terbayang-bayang dengan pesan sang ibunda. Renita lalu menghubungi Leonard, bertemu, dan ia resmi diangkat sebagai anggota Jawara Tanah Indonesia (JaTI) untuk provinsi Nusa Tenggara Timur.

Bekal ilmu ninjutsu dan kemampuannya yang akurat dalam melempar benda-benda, Renita mendapatkan sebuah perangkat canggih. Alat ini bisa memungkinkan benda apapun yang digenggamnya bertambah daya saat dilempar.

Renita pun siap menjalankan misi khusus untuk anggota JaTI dari Singadwirya sembari membantu kakaknya mengelola toko.

(2020, Copyright by Riantrie @rulyriant)

Cek juga Podcast Pabrik Jagoan.

Komentar